0
PESERTA TOT TAHAP PERTAMA
Peserta Training of Trainer pertama yang diadakan sekitar 2005 yang lalu sebagai embrio dan cikal bakal penggerak dakwah metode UMMI Foundation Surabaya. Dari peserta TOT pertama inilah kemudian dibentuk UMMI daerah di wilayah masing-masing termasuk Surabaya dan Sidoarjo baru Tahun 2012 tepatnya bulan Nopember UMMI Daerah Mojokerto terbentuk. Mudah-mudahan kehadirat kami dapat memberikan sumbangan bagi ummat. Amiiin
0
NILAI KEAGUNGAN AL-QUR'AN
تتجافى جنوبُهم عن المضاجع يدعون ربَهم خوفا وطمعا وممارزقنهم ينفقون . فلا تعلم نفس مااخفي لهم من قرة اعين جزاء بماكانويعملون
0
PESERTA TOT TAHAP PERTAMA
Jumat, 15 Februari 2013
Peserta Training of Trainer pertama yang diadakan sekitar 2005 yang lalu sebagai embrio dan cikal bakal penggerak dakwah metode UMMI Foundation Surabaya. Dari peserta TOT pertama inilah kemudian dibentuk UMMI daerah di wilayah masing-masing termasuk Surabaya dan Sidoarjo baru Tahun 2012 tepatnya bulan Nopember UMMI Daerah Mojokerto terbentuk. Mudah-mudahan kehadirat kami dapat memberikan sumbangan bagi ummat. Amiiin
| 0 Comments | Email This
NILAI KEAGUNGAN AL-QUR'AN
Senin, 04 Februari 2013
Al Qur’an adalah kitab suci yang
merupakan sumber utama dan pertama ajaran Islam menjadi petunjuk kehidupan umat
manusia diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai salah satu
rahmat yang tak ada taranya bagi alam semesta.
Setiap mu’min yakin, bahwa membaca
Al Qur’an saja, sudah termasuk amalan yang sangat mulia dan akan mendapat
pahala yang berlipat ganda, sebab yang dibacanya itu adalah kitab suci. Al
Qur’an adalah sebaik-baik bacaan bagi orang mu’min, baik dikala senang maupun
susah, dikala gembira atau dikala sedih, bahkan membaca Al Qur’an dapat menjadi
obat dan penawar bagi orang yang gelisah jiwanya.
Ada salah satu kisah di zaman
Rasulullah Saw. pada suatu ketika datang seorang kepada sahabat
Rasulullah yang bernama Ibnu Mas’ud r.a meminta nasihat, katanya: “ Wahai Ibnu
Mas’ud, berilah nasehat yang dapat menjadikan obat bagi jiwaku yang sedang
gelisah. Dalam beberapa hari ini aku merasa tidak tentram, jiwaku gelisah dan
pikirannku kasut, makan tidak enak, tidurpun tidak nyenyak istilah sekarang
galau..
Maka Ibnu Mas’ud menasehati: “ Kalau
penyakit itu yang menimpamu maka bawalah hatimu mengunjungi tiga tempat, yaitu:
1. Ketempat orang yang membaca Al Qur’an engkau baca Al Qur’an atau engkau
dengar baik-baik orang yang membacanya. 2. Atau engkau pergi ke majlis
pengajaran yang mengingatkan hati kepada Allah. 3. Atau engkau cari waktu
dan tempat yang sunyi, disana engkau berhalwat menyembah Allah, yaitu waktu
ditengah malam buta. Surat 32 ( Assajadah: 16-17 )
تتجافى جنوبُهم عن المضاجع يدعون ربَهم خوفا وطمعا وممارزقنهم ينفقون . فلا تعلم نفس مااخفي لهم من قرة اعين جزاء بماكانويعملون
Artinya; Lambung mereka jauh dari
tempat tidurnya, mwereka berdo’a kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh
harap, dan merka dan mereka mengimfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan
kepada mereka . Maka tidak seorang pun mengetahui apa yang di sembunyikan untuk
mereka yaitu( bermacam-macam nikmat) yang menyenangkan hati sebagai
balasan terhadap apa yang kerjakan.
Setelah orang itu kembali ke
rumahnya, maka diamalkanlah nasehat Ibnu Mas’ud r.a itu. Dia segera
mengambil wudhu’ kemudian di ambillah Al Qur’an, terus dia baca dengan hati
yang khusyu’. Selesai membaca Al Qur’an berobahlah kembali jiwanya, menjadi
jiwa yang tenang dan tentram, fikirannya jernih kegelisahannya hilang sama
sekali
| 0 Comments | Email This
Menghafal Al-Quran, Jalan Terbaik Untuk Memiliki Kecerdasan Yang Integral (Holistik)
“Al-Quran adalah kunci kecerdasan
integral”, dengan menghafal Al-Quran maka semua potensi kecerdasan manusia akan
terasah, berikut penjelasannya.
Menghafal Al-Quran menguatkan hubungan dengan Allah sang pemilik ilmu
Sesungguhnya semua ilmu pengetahuan adalah milik-NYA, Dialah Al Aliim. Dialah pemilik semua jawaban dan dengan kasih-NYA Ia menurunkan setetes ilmu di dunia ini agar manusia memiliki makna yang istimewa, supaya manusia memiliki perangkat untuk tampil sebagai khalifah, agar manusia dapat mengelola dengan baik (mengambil dan memelihara) semua rizki yang dikaruniakan-NYA di dunia ini.
Dari semua ilmu, ulumul Quranlah yang paling utama. Dari semua kitab (buku) Al Quranlah yang paling mulia. Jika kita mempelajari Al-Quran dan berinteraksi dengannya, sejatinya kita sedang mengambil jalan kemuliaan dihadapan Allah sang pemilik ilmu.
Dan karenanyalah Insya Allah sang penghafal Al-Quran akan mendapat jaminan kemudahan dari Allah SWT dalam dua bentuk, yaitu ; kemudahan mempelajari Al-Quran (QS Al-Qamar 17) dan karunia kemudahan pada ilmu-ilmu yang lain (QS Al-Mujadilah 11).
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar 17)
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah 11).
Andai seseorang ingin mempelajari teori quantum pada ilmu fisika. Ia harus menghabiskan waktu sebulan agar dapat memahaminya dengan baik, namun apabila ia menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk menghafal Quran, maka Allah yang rahiim sang pemilik ilmu dan kemudahan itu akan mengganti waktu dan jerih payahnya menghafal Al-Quran itu dengan cara membuka kecerdasan sang penghafal Quran, sehingga dalam waktu lebih singkat – seminggu- ia sudah berhasil memahami dengan baik teori Quantum. Inilah yang dialami oleh para tokoh Islam yang tidak hanya dikenal sebagai Ulama besar, tetapi sekaligus juga ilmuwan dari berbagai bidang.
Mengherankan ada manusia yang bisa sedemikian banyak memahami berbagai bidang ilmu, misalnya Imam Ghazali adalah seorang teolog, filsuf (filsafat Islam), ahli fikih, ahli tasawuf, pakar psikologi, logika bahkan ekonom dan kosmologi. Atau Ibnu Sina seorang ulama yang sedari kecil mempelajari ilmu tafsir, Fikih, Tasawuf, tiba-tiba bisa disebut sebagai pakar kedokteran dan digelari ‘Medicorium Principal’(Rajanya ara dokter) dan buku yang ditulisnya ; Al-Qanun Fith-Thib menjadi bahan pelajaran semua dokter didunia.
Faktor penting yang menjadikan mereka mampu melanglang buana keilmuan dan melintasi cabang keilmuan yang seolah (bagi mereka yang dikotomis -suka memisahkan ilmu agama dengan ilmu umum) berseberangan ini adalah karena mereka menghafal dan mempelajari Al-Quran sehingga Allah SWT sang pemilik ilmu membukakan bagi mereka pintu gerbang ilmu-ilmu lainnya.
Menghafal adalah dasar dari ilmu pengetahuan
Menghafal adalah dasar dari semua aktivitas otak. setelah data terparkir dengan baik, baru dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut ; misalnya identifikasi, pengklasifikasian berdasarkan kesamaan, membandingkan dan mencari perbedaan, mengkombinasikan persamaan dan atau perbedaan untuk melahirkan sesuatu yang baru, dan lain sebagainya.
Misalnya abjad, seorang anak harus menghafalnya terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk membaca dan menulis. Angka harus dihafal dahulu sebelum dipermainkan dalam bidang matematika. Setiap pasal dan ayat dalam undang-undang harus dihafal dahulu sebelum digunakan para hakim, pengacara, dan penuntut di ruang pengadilan.
Menghafal adalah dasar dari semua ilmu. Tanpa materi hafalan tidak ada data yang bisa diolah, tanpa olahan data maka ilmu pengetahuan tidak akan pernah ada. Menghafal adalah tangga pertama ilmu pengetahuan, menghafal adalah langkah wajib untuk cerdas.
Ada yang mengatakan bahwa menghafal akan melemahkan kemampuan analisa si anak, pernyataan ini benar, kalau si anak hanya disuruh menghafal saja tanpa melanjutkan ke proses lainnya. Menghafal adalah tahapan awal berinteraksi dengan Al-Quran, sesudah menghafal dan belajar membaca dengan benar maka harus disambung pada fase berikutnya yaitu mempelajari maknanya baik harafiah maupun penafsirannya, setelah itu mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi maupun yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, seorang muslim yang cerdas akan menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk menjawab semua persoalan, lalu fase terakhir adalah mengajarkannya kepada semua orang muslim. Itulah tahapan berinteraksi dengan Al-Quran yang benar. Proses ini berkelanjutan tak boleh berhenti, tidak boleh hanya menghafalnya saja, atau hanya belajar membaca saja.
Menghafal Al-Quran menguatkan hubungan dengan Allah sang pemilik ilmu
Sesungguhnya semua ilmu pengetahuan adalah milik-NYA, Dialah Al Aliim. Dialah pemilik semua jawaban dan dengan kasih-NYA Ia menurunkan setetes ilmu di dunia ini agar manusia memiliki makna yang istimewa, supaya manusia memiliki perangkat untuk tampil sebagai khalifah, agar manusia dapat mengelola dengan baik (mengambil dan memelihara) semua rizki yang dikaruniakan-NYA di dunia ini.
Dari semua ilmu, ulumul Quranlah yang paling utama. Dari semua kitab (buku) Al Quranlah yang paling mulia. Jika kita mempelajari Al-Quran dan berinteraksi dengannya, sejatinya kita sedang mengambil jalan kemuliaan dihadapan Allah sang pemilik ilmu.
Dan karenanyalah Insya Allah sang penghafal Al-Quran akan mendapat jaminan kemudahan dari Allah SWT dalam dua bentuk, yaitu ; kemudahan mempelajari Al-Quran (QS Al-Qamar 17) dan karunia kemudahan pada ilmu-ilmu yang lain (QS Al-Mujadilah 11).
“Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, Maka Adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS Al-Qamar 17)
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Mujadilah 11).
Andai seseorang ingin mempelajari teori quantum pada ilmu fisika. Ia harus menghabiskan waktu sebulan agar dapat memahaminya dengan baik, namun apabila ia menggunakan sebagian waktu dan tenaganya untuk menghafal Quran, maka Allah yang rahiim sang pemilik ilmu dan kemudahan itu akan mengganti waktu dan jerih payahnya menghafal Al-Quran itu dengan cara membuka kecerdasan sang penghafal Quran, sehingga dalam waktu lebih singkat – seminggu- ia sudah berhasil memahami dengan baik teori Quantum. Inilah yang dialami oleh para tokoh Islam yang tidak hanya dikenal sebagai Ulama besar, tetapi sekaligus juga ilmuwan dari berbagai bidang.
Mengherankan ada manusia yang bisa sedemikian banyak memahami berbagai bidang ilmu, misalnya Imam Ghazali adalah seorang teolog, filsuf (filsafat Islam), ahli fikih, ahli tasawuf, pakar psikologi, logika bahkan ekonom dan kosmologi. Atau Ibnu Sina seorang ulama yang sedari kecil mempelajari ilmu tafsir, Fikih, Tasawuf, tiba-tiba bisa disebut sebagai pakar kedokteran dan digelari ‘Medicorium Principal’(Rajanya ara dokter) dan buku yang ditulisnya ; Al-Qanun Fith-Thib menjadi bahan pelajaran semua dokter didunia.
Faktor penting yang menjadikan mereka mampu melanglang buana keilmuan dan melintasi cabang keilmuan yang seolah (bagi mereka yang dikotomis -suka memisahkan ilmu agama dengan ilmu umum) berseberangan ini adalah karena mereka menghafal dan mempelajari Al-Quran sehingga Allah SWT sang pemilik ilmu membukakan bagi mereka pintu gerbang ilmu-ilmu lainnya.
Menghafal adalah dasar dari ilmu pengetahuan
Menghafal adalah dasar dari semua aktivitas otak. setelah data terparkir dengan baik, baru dapat dilakukan pengolahan lebih lanjut ; misalnya identifikasi, pengklasifikasian berdasarkan kesamaan, membandingkan dan mencari perbedaan, mengkombinasikan persamaan dan atau perbedaan untuk melahirkan sesuatu yang baru, dan lain sebagainya.
Misalnya abjad, seorang anak harus menghafalnya terlebih dahulu baru bisa digunakan untuk membaca dan menulis. Angka harus dihafal dahulu sebelum dipermainkan dalam bidang matematika. Setiap pasal dan ayat dalam undang-undang harus dihafal dahulu sebelum digunakan para hakim, pengacara, dan penuntut di ruang pengadilan.
Menghafal adalah dasar dari semua ilmu. Tanpa materi hafalan tidak ada data yang bisa diolah, tanpa olahan data maka ilmu pengetahuan tidak akan pernah ada. Menghafal adalah tangga pertama ilmu pengetahuan, menghafal adalah langkah wajib untuk cerdas.
Ada yang mengatakan bahwa menghafal akan melemahkan kemampuan analisa si anak, pernyataan ini benar, kalau si anak hanya disuruh menghafal saja tanpa melanjutkan ke proses lainnya. Menghafal adalah tahapan awal berinteraksi dengan Al-Quran, sesudah menghafal dan belajar membaca dengan benar maka harus disambung pada fase berikutnya yaitu mempelajari maknanya baik harafiah maupun penafsirannya, setelah itu mengaplikasikannya dalam kehidupan pribadi maupun yang terkait dengan kehidupan bermasyarakat, seorang muslim yang cerdas akan menggunakan ayat-ayat Al-Quran untuk menjawab semua persoalan, lalu fase terakhir adalah mengajarkannya kepada semua orang muslim. Itulah tahapan berinteraksi dengan Al-Quran yang benar. Proses ini berkelanjutan tak boleh berhenti, tidak boleh hanya menghafalnya saja, atau hanya belajar membaca saja.
| 0 Comments | Email This
Langganan:
Postingan (RSS)